Tahun 2015, hampir seluruh orang di muka bumi menggunakan smartphone Android. Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat seluler layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet. Seperti halnya dengan komputer, smartphone Android menggunakan berbagai macam komponen seperti komponen layar, Graphic Processing Unit, Processor, dan sebagainya. Untuk saat ini, pokok bahasan kita adalah: Processor.
Processor merupakan salah satu komponen utama dalam sebuah smartphone. Biasanya, vendor pembuat smartphone membuat sebuah produk menggunakan processor yang dibuat oleh perusahaan lain, seperti Qualcomm dan Mediatek. Namun, semakin zaman berkembang, vendor kini pun ikut serta dalam membuat processor masing-masing. Yang perlu kita ketahui adalah nama perusahaan dengan nama procesor yang mereka produksi.
- Qualcomm mengunakan nama Snapdragon procesor
- Mediatek mengunakan nama MTxxxx
- Huawei mengunakan nama Kirin
- LG mengunakan nama Nuclun
- Samsung mengunakan nama Exynos
- Nvidia mengunakan nama Tegra
- Marvell mengunakan nama PXAxxxx
- Broadcomm mengunakan nama BMCxxxx
- Intel mengunakan nama Atom X
- Xiaomi mengunakan nama LeadCore
Namun kali ini, saya akan membahas dua produsen processor terkenal, yaitu Qualcomm dan Mediatek.
Untuk pembukaan, Mediatek adalah produsen Processor yang berasal dari Taiwan. Mediatek membuat processor yang lebih terjangkau dibandingkan produsen Qualcomm. Hal ini dikarenakan Processor yang dibuat oleh Mediatek diperuntukkan untuk smartphone dengan low-budget yang dibuat untuk negara-negara berkembang seperti India dan negeri kita sendiri, atau untuk beberapa brand seperti Micromax, Lenovo, dan Meizu.
Sedangkan Qualcomm, Qualcomm berusaha menciptakan teknologi inovasi sebelum produsen lain bisa mencapainya, sehingga processor milik Qualcomm lebih mahal. Tentu saja, karena Qualcomm lebih mahal daripada Mediatek, keuntungan yang diraih oleh Qualcomm lebih besar daripada Mediatek. Sampai detik ini, Qualcomm adalah salah satu pemasok processor terbesar di dunia.
Yang berbeda adalah jenis disain arsitek yang dipakai sesuai standar yang dikeluarkan perusahaan ARM yang disebut Cortex. Model dari Cortex ini yang membuat procesor lebih canggih atau masih model lama.
Disain Cortex juga dibagi di dalam procesor.
Anda mengenal procesor computer dual core atau quad core (4 core), mirip seperti procesor smartphone.
- Misalnya computer memiliki 4 core dalam 1 procesor. Satu core akan bekerja ketika computer diaktifkan
- Ketika anda membuka Windows dan mendengar lagu, maka ada 2 core yang aktif, satu procesor menangani OS Windows, satu lagi memproses aplikasi lagu. Sedangkan 2 lainnya tidak terlalu aktif.
- Ketika anda merender video, kebutuhan proses procesor meningkat. Ada 4 core maka seluruhnya akan aktif memproses.
Chipset | MediaTek MT6589 | Qualcomm MSM8228Q |
Manufacturing process | 28nm | 28nm |
Architecture | Cortex A7 | Cortex A5 |
Frequency | 1.2 GHz per core | 1 GHz per core |
GPU | PowerVR SGX 544 | Adreno 203 |
Video Playback | 1080p | 720p |
Screen resolution | 1920x1080p | 1200x800p |
Power Efficiency | High | Low |
Camera | 13MP max | 8MP max |
Cores | 4 | 4 |
Sesuai dengan tabel, Mediatek 6589 jauh mengalahkan MSM8225Q. Kenapa saya membandingkan dua processor ini, walaupun banyak yang bisa ditawarkan? Hal ini karena kedua processor tersebut ada di bentang harga yang sama, sesuai dengan smartphone yang menyediakan processor mereka. Apakah Mediatek mengalahkan Qualcomm? Tentu tidak. Ini hanyalah perbandingan dua processor populer dengan harga murah di pasaran.
Masalahnya apakah penting kecepatan procesor smartphone. Sebenarnya tidak, yang penting adalah berapa jumlah core yang dibutuhkan untuk aplikasi yang kita pakai. Bukan kecepatan dengan harga smartphone yang mahal. Semakin mahal semakin baik kualitas smartphone, tapi belum tentu kita butuhkan atau terlalu baik untuk kita pakai. Tentu yang baik harus dibayar lebih mahal.
Procesor Mediatek merancang procesor murah, tentu untuk smartphone kelas menengah ke bawah, sedangkan Qualcomm memilih seluruh pasar dari high end dan low end.
Perbedaan Qualcomm dan Mediatek selain itu adalah, Qualcomm bersifat Open Source, sedangkan Mediatek tidak. Untuk para pengguna Android yang cukup handal, pasti tidak asing dengan istilah Custom ROM. Qualcomm menyediakan Kernel Source, guna untuk kepentingan developer dalam mengembangkan sistem operasi Android. Namun sayangnya, Mediatek tetap setia dengan keputusan Closed Source, sehingga smartphone yang menggunakan Mediatek tidak dapat menikmati rasa Custom ROM.
Kesimpulannya, Qualcomm dan Mediatek saling bersaing di teknologi processor. Tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah jika diukur dari performa, karena performa pun relatif tergantung bagaimana smartphone digunakan. Hanya saja, semua bergantung pada pilihan user untuk menggunakan yang mana, apakah user ingin menggunakan processor yang terupdate tapi mahal, atau processor yang murah tapi tidak bisa mencicipi Custom ROM. Saya sendiri adalah orang yang suka mengulik Android, jadi saya harus menggunakan processor buatan Qualcomm, walaupun harga smartphone yang menggunakan Mediatek jauh lebih murah.
Jadi, Qualcomm atau Mediatek? Semoga setelah artikel ini dipost, anda dapat menyimpulkan keinginan anda. Happy surfing!
Sumber:
http://gadgetstouse.com/gadget-tech/mediatek-vs-qualcomm-chipset-go/10482
http://obengplus.com/articles/3858/1/Mediatek-vs-Qualcomm-dan-manfaat-8-core-vs-4-core.html#.VkHl4qfrATE
oke ini min, makasih banyak sudah sharing disini .. ini sangat bermanfaat dan nambah pengetahuan
ReplyDeletehttps://cody.id/produk/power-supply/power-supply-cody-1502d/
Dalam hal performa sama saja?
ReplyDeleteBullshit
Kenapa Andreno dengan ram 512mb saja bisa lancar untuk memainkan game kelas menengah sementara mediatek harus merasa ngelag padahal ram 4GB? Itu saya rasakan di hh xiaomi redmi note 4X runing asphalt 8
mantap banget min
ReplyDeletesolder uap